PENGERTIAN
MORFOLOGI
Morfologi dalam bahasa Indonesia dapat
dipakai istilah morfologis atau morfemis, yaitu termasuk dalam bidang yang
membahas morfem-morfem bahasa. Menurut Tarigan (1995: 45) morfologi dapat
dibagi menjadi dua tipe analisis, yaitu: (1) morfologi sinkronik, dan (2)
morfologi
diakronik.
Morfologi sinkronik menelaah
morfem-morfem bahasa dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lampau
ataupun waktu kini. Pada hakekatnya, morfologi sinkronik adalah suatu analisis
linier, yang mempertanyakan apa-apa yang merupakan komponen leksikal dan komponen
sintaktik kata-kata, dan bagaimana caranya komponen-komponen tersebut menambahkan,
mengurangi, atau mengatur kembali dirinya di dalam berbagai ragam konteks. Morfologi
sinkronik tidak ada sangkut-pautnya atau tidak menaruh perhatian pada sejarah
atau asal-usul kata dalam bahasa. Yang menjadi garapan morfologi sinkronik
adalah:
(1) morfem leksikal dan morfem
sintaktik,
(2) morpem bebas dan morfem terikat, dan
(3) morfem dasar dan morfem imbuhan.
Setiap orang yang menaruh perhatian
besar terhadap kata dan morfem beserta maknanya, mau tak mau harus menelusuri
masalah sinkronik dan diakronik. Namun demikian kajian pada bahan belajar ini
akan dibatasi pada morfologi sinkronik saja.
Morfologi (atau tata bentuk, Inggr. Morphology)
adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara
gramatikal ( Verhaar, J.W.M., 1983: 52). Ramlan (1983: 16-17) mengemukakan
bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan selukbeluk bentuk
kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata;
atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsinya
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
semantik.
Dari pengertian morfologi di atas dapat
diambil satu contoh analisis morfologis bentuk ajar
yang dapat menghasilkan banyak kata lain
yang golongan (kategori) dan arti katanya berbeda, seperti: belajar,
pelajar, pelajaran, pengajar, pengajaran, mengajar, mengajarkan, mengajari,
mempelajari, diajar, diajarnya, diajarkan, diajari, kauajar, dst. Coba
diskusikan dengan teman
Dari pengertian morfologi yang
dikemukakan di atas dapat disebutkan bahwa objek yang lazim disebut morfologi
itu adalah pembentukan kata, pengaruh pembentukan kata terhadap golongan kata,
dan pengaruh pembentukan kata terhadap arti kata. Dalam pembentukan kata, kita
harus mengingat-ingat kembali tentang bentuk asal dan bentuk dasar, berbagai
imbuhan atau afiks, kata ulang, dan kata majemuk. Perhatikan kalimatkalimat di
bawah:
1. Ia lari cepat.
2. Anak itu berlari-lari.
3. Baju itu bagus.
4. Ia berbaju biru.
5. Anak itu menjalani operasi plastik.
Kalimat pertama terdiri dari atas kata
yang masing-masing satu morfem, yaitu: ia, satu morfem, lari,
satu morfem, cepat, satu morfem. Kalimat kedua terdiri atas tiga kata, yaitu:
anak, satu morfem, itu,
satu morfem, berlari-lari, tiga morfem yang tebentuk dari:
ber-, satu morfem
sebagai morfem afiks, berlari, satu morfem sebagai bentuk
dasar dari berlari-lari, dan lari yang kedua, satu morfem
sebagai morfem ulang. Kalimat ketiga terdiri atas tiga kata yang
masing-masing satu morfem, yaitu: baju, satu morfem, itu, satu
morfem, dan bagus, satu morfem. Kalimat keempat terdiri atas tiga kata,
yaitu: ia, satu morfem, berbaju, dua morfem, adalah: ber-, satu
morfem, sebagai morfem afiks baju, satu morfem sebagai bentuk
asal biru, satu morfem Kalimat kelima terdiri atas empat kata,
yaitu: anak, satu morfem, itu, satu morfem, menjalani, tiga
morfem, yang terbentuk dari: meN-, satu morfem sebagai morfem afiks, jalan,
satu morfem sebagai morfem bentuk asal, dan -i, satu morfem sebagai
morfem afiks. operasi plastik, dua morfem, adalah: operasi, satu
morpem, plastik, satu morfem.
Jika kita memperhatikan bentuk kata baju
pada kalimat Baju itu bagus, dengan kata berbaju pada kalimat
Ia berbaju biru. Golongan kata baju termasuk kata nominal (kata
benda), sedangkan kata berbaju termasuk kata verbal (kata kerja).
Perubahan golongan kata ini disebabkan adanya perubahan bentuk kata. Di bidang
arti, kata-kata lari, berlari, dan berlari-lari semuanya
mempunyai arti yang berbeda-beda. Begitu juga kata-kata buah, berbuah,
buah-buahan, dan buah tangan memiliki arti yang berbeda. Hal ini
disebabkan dari perubahan bentuk kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar