Kamis, 31 Desember 2015

PENTINGNYA MEMPELAJARI MORFOLOGI KEBAHASAAN



PENGERTIAN MORFOLOGI

Morfologi dalam bahasa Indonesia dapat dipakai istilah morfologis atau morfemis, yaitu termasuk dalam bidang yang membahas morfem-morfem bahasa. Menurut Tarigan (1995: 45) morfologi dapat dibagi menjadi dua tipe analisis, yaitu: (1) morfologi sinkronik, dan (2)
 morfologi diakronik.
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem bahasa dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lampau ataupun waktu kini. Pada hakekatnya, morfologi sinkronik adalah suatu analisis linier, yang mempertanyakan apa-apa yang merupakan komponen leksikal dan komponen sintaktik kata-kata, dan bagaimana caranya komponen-komponen tersebut menambahkan, mengurangi, atau mengatur kembali dirinya di dalam berbagai ragam konteks. Morfologi sinkronik tidak ada sangkut-pautnya atau tidak menaruh perhatian pada sejarah atau asal-usul kata dalam bahasa. Yang menjadi garapan morfologi sinkronik adalah:
(1) morfem leksikal dan morfem sintaktik,
(2) morpem bebas dan morfem terikat, dan
(3) morfem dasar dan morfem imbuhan.
Setiap orang yang menaruh perhatian besar terhadap kata dan morfem beserta maknanya, mau tak mau harus menelusuri masalah sinkronik dan diakronik. Namun demikian kajian pada bahan belajar ini akan dibatasi pada morfologi sinkronik saja.
Morfologi (atau tata bentuk, Inggr. Morphology) adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal ( Verhaar, J.W.M., 1983: 52). Ramlan (1983: 16-17) mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan selukbeluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Dari pengertian morfologi di atas dapat diambil satu contoh analisis morfologis bentuk ajar
yang dapat menghasilkan banyak kata lain yang golongan (kategori) dan arti katanya berbeda, seperti: belajar, pelajar, pelajaran, pengajar, pengajaran, mengajar, mengajarkan, mengajari, mempelajari, diajar, diajarnya, diajarkan, diajari, kauajar, dst. Coba diskusikan dengan teman
Dari pengertian morfologi yang dikemukakan di atas dapat disebutkan bahwa objek yang lazim disebut morfologi itu adalah pembentukan kata, pengaruh pembentukan kata terhadap golongan kata, dan pengaruh pembentukan kata terhadap arti kata. Dalam pembentukan kata, kita harus mengingat-ingat kembali tentang bentuk asal dan bentuk dasar, berbagai imbuhan atau afiks, kata ulang, dan kata majemuk. Perhatikan kalimatkalimat di bawah:
1. Ia lari cepat.
2. Anak itu berlari-lari.
3. Baju itu bagus.
4. Ia berbaju biru.
5. Anak itu menjalani operasi plastik.
Kalimat pertama terdiri dari atas kata yang masing-masing satu morfem, yaitu: ia, satu morfem, lari, satu morfem, cepat, satu morfem. Kalimat kedua terdiri atas tiga kata, yaitu:
anak, satu morfem, itu, satu morfem, berlari-lari, tiga morfem yang tebentuk dari:
ber-, satu morfem sebagai morfem afiks, berlari, satu morfem sebagai bentuk dasar dari berlari-lari, dan lari yang kedua, satu morfem sebagai morfem ulang. Kalimat ketiga terdiri atas tiga kata yang masing-masing satu morfem, yaitu: baju, satu morfem, itu, satu morfem, dan bagus, satu morfem. Kalimat keempat terdiri atas tiga kata, yaitu: ia, satu morfem, berbaju, dua morfem, adalah: ber-, satu morfem, sebagai morfem afiks baju, satu morfem sebagai bentuk asal biru, satu morfem Kalimat kelima terdiri atas empat kata, yaitu: anak, satu morfem, itu, satu morfem, menjalani, tiga morfem, yang terbentuk dari: meN-, satu morfem sebagai morfem afiks, jalan, satu morfem sebagai morfem bentuk asal, dan -i, satu morfem sebagai morfem afiks. operasi plastik, dua morfem, adalah: operasi, satu morpem, plastik, satu morfem.
Jika kita memperhatikan bentuk kata baju pada kalimat Baju itu bagus, dengan kata berbaju pada kalimat Ia berbaju biru. Golongan kata baju termasuk kata nominal (kata benda), sedangkan kata berbaju termasuk kata verbal (kata kerja). Perubahan golongan kata ini disebabkan adanya perubahan bentuk kata. Di bidang arti, kata-kata lari, berlari, dan berlari-lari semuanya mempunyai arti yang berbeda-beda. Begitu juga kata-kata buah, berbuah, buah-buahan, dan buah tangan memiliki arti yang berbeda. Hal ini disebabkan dari perubahan bentuk kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar