Kurikulum
adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran (Grayson 1997).
Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi,
sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi
pembelajaran. Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar
sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Kurikulum
juga dapat diartikan sebagai suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam
praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin
berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan
tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu
institusi pendidikan. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, maka dikenal
tiga macam kurikulum, yaitu kurikulum ideal, kurikulum aktual, dan kurikulum
tersembunyi.
Adapun tiga konsep
kurikulum antara lain :
1.
Kurikulum sebagai suatu
substansi, yaitu suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid
disekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
2. Kurikulum sebagai suatu
sistem, yaitu Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem mayarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaiman cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan dan
mengevaluasi serta menyempurnakannya.
3.
Kurikulum sebagai suatu
bidang studi, yaitu merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli
pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sitem kurikulum.
fungsi kurikulum dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Fungsi kurikulum merupakan alat ntuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat
untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional, termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada di bawahnya.
2. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler maupun kokurikuler.
3. Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan
Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan adalah pertama,
fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus
mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat
dilakukan penyesuaian kurikulum, kedua, fungsi penyiapan tenaga, yaitu
bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil,
maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga
terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan, atau keterampilan,
kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
4. Fungsi kurikulum bagi guru
Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan, guru juga sebagai faktor kunci dalam
keberhasilan suatu kurikulum. Efektivitas suatu kurikulum tidak akan tercapai,
jka guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran artinya, guru tidak hanya berfungsi sebagai
pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksanna kurikulum.
5. Fungsi kurikulum bagi pengawas (Supervisor)
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman,
patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat
digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan
penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan
mutu pendidikan.
6. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulu dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan
pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Nekakyu jyrujykym, masyarakat
dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah.
7. Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan
Instansi atau perusahaan ana pun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan
suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang bermutu tinggi
dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan produktivitasnya. Biasanya, para
pemakai lulusan selalu melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon
tenaga kerja. Seleksi dalam bentuk apa pun tidak akan membawa arti apa-apa jika
instansi tersebut tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah
ditempuh oleh para calon tenaga kerja tersebut. Para pemakai lulusan harus
mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan
banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang andal,
energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dn berkualitas.
Kurikulum ideal, yaitu
kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan
sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum. Jadi, Kurikulum ideal
adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan
atau program guru dalam proses belajar mengajar. Karena kurikulum ini menjadi
pedoman bagi guru maka kurikulum ini juga disebut kurikulum formal atau
kurikulum tertulis (written curriculum).
Namun dalam prakteknya pelaksanaan kurikulum ideal mengalami beberapa hambatan
dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah sarana dan prasarana, kemampuan guru
serta kebijaksanaan sekolah/kepala sekolah. Karena hal tersebut maka guru hanya
bisa melakukan kurikulum sesuai dengan keadaan yang ada. Inilah yang disebut
kurikulum Aktual. Semakin jauh jarak antara kurikulum ideal dengan aktual maka
dapat diperkirakan makin buruklah kualitas pendidikan di sekolah tersebut
demikian juga sebaliknya.
Landasan
Kurikulum Ideal Pendidikan merupakan suatu proses sosial, karena berfungsi
memasyarakatkan anak didik melalui proses sosialisasi di dalam masyarakat
tertentu. Sekolah, sebagai salah satu institusi pendidikan berperan juga
sebagai institusi sosial, karena melalui lembaga tersebut anak dipersiapkan
untuk mampu terjun dan aktif dalam kehidupan masyarakatnya kelak.
Anak-anak
berasal dari masyarakat, dan mereka belajar tentang cara hidup dalam
bermasyarakat. Oleh ,karena itu, sekolah harus bekerjsama dengan masyarakat,
dan program sekolah harus disusun dan diarahkan oleh masyarakat yang menunjang
sekolah tersebut. Program pendidikan disusun dan dipengaruhi oleh nilai,
masalah, kebutuhan, dan tantangan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu
kurikulum yang ideal dan dan aktual harus disusun berlandaskan dasar sosiologis
agar tercipta keseimbangan diantara keduanya dan terciptalah tujuan pendidikan
yang sebenarnya. Dalam membangun konsep kurikulum ideal di Sekolah, ada
beberapa prinsip yang perlu dipahami, diantaranya:
Prinsip khusus terdiri dari beberapa
prinsip pengembangan kurikulum khusus yaitu :
a.
Prinsip yang
berkaitan dengan dengan tujuan pendidikan adalah tujuan pendidikan
mencakup tiga tujuan yaitu tujuan jaka panjang, menengah, dan jangka pendek.
b. Prinsip yang
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan adalah didalamnya harus
dipertimbangkan hal-hal berikut : penjabaran tujuan pendidikan baik umum dan
khusus, isi bahan pelajaran, urutannya harus sistematis.
c.
Prinsip
berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar adalah untuk menentukan
kegiatan belajar mengajar tersebut hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
variasi mengajar, pencapaian tujuan keaktifan, urutan kegiatan, dan kecocokan
metode mengajar.
d. Prinsip yang
berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran adalah ada beberapa
pegangan yang digunakan untuk alat bantu yaitu cara pembuatan, orang dan pembiayaan
serta waktu pembuatan, pengorganisasian alat dan bahan, penggunaan multimedia.
e.
Prinsip yang
berkenaan dengan evaluasi adalah dalam pengembangan krikulum harus
memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yaitu objektif, komperehensif, kooferatif,
mendidik, akuntabilitas dan praktis.
Cara agar penerapan kurikulum di sekolah memenuhi prinsip-prinsip tersebut
adalah:
1)
Adanya
pemahaman tujuan kurikulum oleh seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan
proses pendidikan.
2)
Profesioanlisme
para pendidik dengan tahu, paham, dan sadar bagaimana mengolah dan menjabarkan
materi/isi pendidikan menjadi sistematis.
3)
Guru
memiliki kompetensi social, pedagogic, professional, dan pribadi yang baik
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi peserta didik yang unik, serta
dapat menentukan strategi pembelajaran yang relevan dengan keadaan.
4)
Menciptakan
pemahaman, kesadaran, dan keterampilan yang tinggi akan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dalam proses pendidikan.
5)
Menciptakan
lingkungan pendidikan yang sportif, jujur, objektif, dan bersaing.
2.7 Implementasi Kurikulum Ideal. Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diuji coba dengan pelaksanaan dan pengelolaan, dengan senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun
tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:
a)
Pengembangan
program, mencakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian.
Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
b)
Pelaksanaan
pembelajaran, pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik. Tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
c)
Evaluasi,
proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum semester serta
penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh
untuk keperluan evaluasi pelaksaaan kurikulum.
Dengan
tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan pemanfaatan dan
penerapan kurikulum yang ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar