BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Nabi
dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Nabi adalah seseorang laki-laki
pilihan Allah swt yang mendapatkan wahyu dari Allah swt namun tidak wajib
disebarkan kepada umatnya. Sedangkan Rasul adalah seseorang laki-laki pilihan
Allah swt. Yang mendapatkan wahyu dari Allah swt dan memiliki kewajiban untuk
menyampaikannya kepada umatnya. Mempercayai atau meyakini adanya Nabi dan Rasul
merupakan salah satu Rukun Iman, yaitu rukun Iman yang ke 4. Nabi dan rasul
memiliki sifat-sifat yang menjadi tauladan untuk umatnya. Keteladanannya patut
menjadi suri tauladan bagi umatnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana
kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s ?
B. Bagaimana
kisah keteladanan Nabi Sulaiman a.s ?
C. Bagaimana
kisah keteladanan Nabi Zulkifli a.s?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini dilakukan untuk dapat
memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam pemahaman
tentang para nabi dan rasul serta keistimewaannya dan pelajaran-pelajaran yang
dapat kita petik dari cuplikan kisah-kisahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Nabi
Ayyub A.S
Nabi Ayyub a.s adalah putra Ish bin Ishak bin
Ibrahim. Nabi Ayyub adalah seorang
yang kaya raya. Istrinya banyak,
anaknya banyak, hartanya melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang jumlahnya.
Ia hidup makmur dan sejahtera. Walau demikian, ia tetap tekun beribadah. Segala
nikmat dan kesenangan yang dikaruniakan kepadanya tak sampai melupakannya
kepada Allah. Ia gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita
terlebih dari golongan fakir miskin.
Allah SWT berfirman:
وَأَيُّوبَ
إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ
وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
"Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru
Tuhannya: ('Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.' Maka Kami pun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan
Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah." (QS. al-Anbiya': 83-84)
Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub adalah hamba yang
saleh dari hamba-hamba Allah SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam
hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang
fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia
ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian
dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita
karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur
kepada Allah SWT.
Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau
menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama
penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan
segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit,
kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada
suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu
berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub
penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku.
Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan
hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya
Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu
hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak mampu untuk mengganggu
seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT tidak menjadikan
cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah
SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub
seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun
beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya
beliau berkata: "Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti
bersabar, bersyukur, dan beribadah." Akhirnya, pikiran jahat itu dengan
rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah
karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi
setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya,
dan penyakitnya.
Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan
mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan
suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan
yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: "Dari mana engkau
mendapati uang?" Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan
dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas
seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan
makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar
menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.
Allah SWT berfirman:
وَاذْكُرْ
عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ
وَعَذَابٍ. ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ. وَوَهَبْنَا
لَهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنَّا وَذِكْرَى لأولِي
الألْبَابِ. وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلا تَحْنَثْ إِنَّا
وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia
menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan
siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk
mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali)
keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai
rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan
janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayub) seorang
yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada
Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44)
Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub,
"Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan."? Nabi
Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian setan padanya di mana
setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahwa
sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.
Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman
para nabi dan kesempumaan mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di
salah satu mata air di gunung. Allah SWT memerintahkannya agar beliau minum
dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta
minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau
merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam
tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan kepada Ayub
dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya
sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat
kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.
Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah
lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT.
Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan
tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah SWT mengetahui
bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak
sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya agar segera
mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan
hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan
demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT
membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:
وَخُذْ
بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا
نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang
sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada
Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
B. Nabi Sulaiman A.S
Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud. Sejak usia muda sudah nampak
kecedasan dan kebijaksanaannya di bidang hukum. Jika seseorang tidak puas mendapat
pengadilan dari Nabi Daud, maka mereka akan puas jika pengadilan itu dipimpin
Nabi Sulaiman.
Beberapa keistimewaan Nabi Sulaiman ialah bisa berbicara dengan binatang,
menguasai jin dan setan. Sedangkan angin menjadi kendaraannya yang melaju
cepat. Perjalanannya dari pagi hingga sore hari sama dengan perjalanan satu
bulan bagi orang biasa.
Pada suatu hari Nabi Sulaiman mengadakan apel besar bagi seluruh bala
tentaranya. Baik dari golongan jin, setan, binatang, dan manusia diperintahkan
sama berkumpul menghadap Nabi Sulaiman. Semua sudah hadir kecuali seeekor
burung bernama Hud-hud.
“Mengapa burung Hud-hud terlambat datang?” kata Nabi Sulaiman. Sungguh,
jika tidak bisa memberi alasan yang jelas atas keterlambatannya ini sebagai
hukuman untuknya saya akan menyembelihnya.”
Tak berapa lama kemudia, burung itu datang dan bersujud di hadapan Nabi
Sulaiman.
Hampir saja burung itu terkena hukuman jika tidak segera mengajukan alasan
kenapa ia terlambat datang.
“Ampunilah keterlambatan hamba ini, tuanku,” kata burung Hud-hud,”Hamba
memang terlambat, tetapi hamba membaa kabar yang amat penting. Di negeri Saba
hiduplah seorang ratu bernama Bulqis. Ia mempunyai singgahsana yang agung.
Namun sayang, mereka tidak menyembah kepada Allah. Mereka disesatkan setan sehingga
mereka menyembah matahari.”
“ya, aku percaya dengan berita yang kau bawa itu”, kata Nabi Sulaiman.”Akan
tetapi aku aka menyelidiki kebenaran
beritamu. Bawalah suratku untuk ratu Bulqis. Jika sudah diterima sembunyilah
kau di celah-celah jendela dan dengarkanlah apa yang akan dilakukan ratu
Bulqis.
Burung Hud-hud terbang lagi ke negeri Saba. Ia menyerahkan surat Nabi
Sulaiman kepada ratu Bulqis lalu bersembunyi di balik celah jendela.
Ratu Bulqis membaca surat itu. Isinya: “surat ini datang dari Sulaiman.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Janganlah
kamu berlaku sombong terhadapku dan datanglah terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri”
Setelah membaca surat itu, ratu Bulqis memanggil abdi dan penasehatnya
untuk bermusyawarah. Ratu Bulqis tidak ingin terjadi peperangan yang hanya
merusak keindahan istana dan merugikan rakyat. Maka dalam musyawarah itu ratu
Bulqis akan mengirimkan hadiah kepada Sulaiman melalui utusannya.
Berangkatlah utusan ratu Bulqis ke Palestina dengan membawa berbagai hadiah
yang mahal-mahal. Ketika mereka sampai di istana Nabi Sulaiman, mereka
tercengang. Kerajaan Saba tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan
kemegahan kerajaaan Sulaiman.
Ketika para utusan itu hendak menyerahkan hadiah, Nabi Sulaiman menolak,
karena ia sudah mempunyai harta benda yang jauh lebih baik daripada hadiah yang
diberikan ratu Bulqis. Ia hanya minta kedatangan ratu Bulqis agar ratu itu
memeluk agama Islam dan meninggalkan penyembahan terhadap matahari. Jika
menurut, maka kerajaan Saba akan selamat. Jika membangkang, maka Nabi Sulaiman
akan mengerahkan bala tentaranya yang tidak mungkin akan dilawan ratu Bulqis.
Para utusan itu segera kembali ke negeri Saba. Mereka melaporkan segala apa
yang dilihatnya tentang Nabi Sulaiman dan kerajaannya yang jauh lebih besar,
megah dan kuat daripada negeri Saba.
Akhrinya diputuskan bahwa ratu Bulqis akan datang memenuhi perintah Nabi
Sulaiman.
Dengan diiringi ribuan prajurit ratu Bulqis penguasa negeri Saba datang
menemui Nabi Sulaiman di Palestina,
Ia benar-benar tercengang, tak habis pikir betapa hebat kerajaan Nabi
Sulaiman. Ratu Bulqis merasa malu bila mengingat betapa dahulu ia telah
mengirim hadiah kepada Nabi Sulaiman untuk melunakkan hatinya agar Nabi
Sulaiman tidak menyerang negeri Saba.
Sebelum ratu Bulqis datang, tahtanya sudah datang mendahuluinya. Nabi
Sulaiman bertanya:”Serupa inikah tahta kerajaanmu?”Ya seperti kepunyaannku,”
kata ratu Bulqis seraya memeriksa singgahsana tahta kerajaannya. Akhinrnya ia
yakin bahwa tahta itu memang miliknya sendiri walaupun sudah dirubah sedikit
warnanya.
Kini bertambah yakinlah ia, bahwa Nabi Sulaiman itu seorang Nabi. Seorang
Rasul utusan Allah yang dikaruniai kekuasaan luar biasa besarnya sehingga mampu
memindahkan tahta kerajaannya dalam tempo singkat.
Memang tahta itu milik ratu Bulqis. Nabi Sulaiman telah dibantu anak
buahnya bernama Ashif bin Barkiya yaitu seorang yang memiliki ilmu dan hikmah.
Kemampuannya memindahkan tahta kerajaan ratu Bulqis lebih cepat ketimbang
kemampuan Jin ifrit yang menjanjikan tahta itu pindah sebelum Nabi Sulaiman
berdiri dari tempat duduknya.
Ashif bin Barkiya mampu memindahkan tahta itu hanya dalam waktu satu
kedipan mata. Berkata ratu Bulqis:”Sesungguhnya saya telah mengetahui kekuasaan
Allah dan kebenaran kenabian-mu sebelum ini. Yaitu tatkala datang burung
Hud-hud membawa surat darimu. Sejak itu kami beriman. Yang menghalang-halangi
kami untuk menyatakan keimanan kami
adalah karena kami hidup di tengah-tengah kaum yang sudah mendalam
kekufurannya. Itulah yang membuat kami menyembunyikan keimanan kami hingga saat
ini datang menghadap kepadamu.
Nabi sulaiman tersenyum lalu mempersilahkan ratu Bulqis memasuki istananya.
Lantai istana itu terbuat dari kaca tipis yang di bawahnya dialiri air. Ratu
Bulqid mengira diajak masuk ke aliran sungai, maka ia menyingkapkan kainnya
sehingga tampaklah betis kakinya.
Nabi Sulaiman segera memberitahukan bahwa lantai itu terbuat dari kaca
putih yang tipis. Ratu Bulqis tersipu malu. Serta merta ia bersujud dan
menyatakan keimanannya kepada Allah.
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku
berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” Akhirnya Nabi
Sulaiman dan Ratu Bulqis menikah dan hidup bahagia akhir hayatnya.
Mengenai wafatnya Nabi Sulaiman, hampir tidak seorangpun yang
mengetahuinya. Baik dari golongan jin maupun dari golongan manusia. Kematian
Nabi Sulaiman baru diketahui setelah tongkat yang digunakannya bersandar rapuh
dimakan rayap dan beliau Jtuh tersungkur ke lantai.
Doa Nabi Sulaiman dikabulkan Allah yaitu tidak ada seorangpun yang memiliki
kerajaan besar kaya raya seperti kerajaan Nabi Sulaiman.
Walaupun kaya raya dan berkuasa Nabi Sulaiman tetap tunduk patuh kepada
perintah Allah.
C. Nabi
Zulkifli A.S
Nabi
Zulkifli adalah putra Nabi Ayyub dan Rahmah. Seperti ayahandanya Zulkifli
mempunyai sifat yang sabar dan tegu dalam pendirian. Ia hidup di sebuah negara
yang dipimpin oleh seorang Raja arif bijaksana. Pada suatu hari Raja tersebut mengumpulkan
rakyatnya dan berkata : “siapakah yang sanggup berlaku sabar. Jika malam
menidirikan shalat jika siang melakukan puasa?
Tidak
ada seorangpun yang berani menyatakan kesanggupannya. Akhirnya anak muda
bernama Basyar yang mengacungkan tangan dan berkata sanggup.
Sejak
saat itu ia dipanggil Zulkifli artinya sanggup. Zulkifli kemudian diangkat
menjadi raja. Diwaktu malam ia beribadah dan diwaktu siang ia berpuasa. Ia juga
diangkat menjadi ketua hakim. Tidurnya di waktu malam hanya sedikit sekali.
Pada
suatu malam ketika ia hendak berangkat tidur ada seorang tamu yang hendak
mengganggunya. Zulkifli mestinya sudah istirahat, namun dengan sabar a terima
orang itu.
“Ada
apakah saudara ke mari di malam hari?” tanya Zulkifli.
“Hamba
seorang musafir, barang-barang hamba dirampok orang di perjalanan.” Jawab orang
tua yang mengadu itu.
“datanglah
besok pagi atau petang hari,” kata Zulkifli.
Esok
pagi orang tua itu tidak datang padahal Zulkifli sudah menunggunya di ruang
sidang. Pada petang hari orang itu juga tidak datang padahal ia telah bersedia
untuk datang.
Sewaktu
Zulkifli hendak berangkat tidur orang itu datang lagi.
“mengapa
waktu sidang dibuka kau tidak datang?” tanya Zulkifli.
“orang
yang merampok saya ceerdik tuanku. Jika waktu sidang dibuka barang saya
dikembalikan jika sidang ditutup barang saya dirampasnya lagi.” Jawab orang
itu.
Pada
suatau malam raja Dzulkifli sangat mengantuk. Ia telah berpesan kepada penjaga
agar menutup pintu dan mengunci. Sesudah itu ia hendak membaringkan diri. Pada
saat itulah ia mendengar suara pintu diketuk orang.
“Siapa
yang masuk?” tanya Zulkifli.
“Tidak
ada seorangpun Tuanku.” Jawab prajurit penjaga Zulkifli merasa heran. Jelas
tadi ia mendengar suara diketuk orang. Lalu diperiksa ke sekeliling rumah.
Ternyata ia menemukan seseorang. Ia heran, semua pintu telah terkunci rapat.
Darimana orang itu dapat masuk?
“Kau
bukan manusia, kau pasti setan!” tanya Zulkifli.
“Ya,
aku memang setan yang menguji kesabaranmu. Memang betul kau orang yang dapat
memenuhi kesanggupanmu dulu.”
Memang, Zulkifli orang yang sangat sabar, selalu
mempergunakan akal sehatnya. Tidak pernah marah kepada para tamunya.
Pada suatu hari terjadi peperangan di negerinya
dengan pemberontak yang sangat durhaka kepada Allah. Raja Dzulkifli
memerintahkan tentara dan rakyatnya untuk berangkat ke medan juang. Tapi apa
yang terjadi? Ternyata rakyatnya takut berperang. Mereka takut mati.
Rakyatnya bersedia maju berperang jika Zulkifli mau
mendo’akan kepada Allah agar Allah mau menjamin hidupnya., agar mereka tidak
mati.
Mendengar hal itu Zulkifli tidak marah. Bahkan
berdo’a kepada Allah. Maka Allah mewahyukan kepada Zulkifli, Aku telah
mengetahui permintaan mereka, dan Aku mendengar do’amu, semua itu akan
kukabulkan.
Demikianlah dalam peperangan itu akhirnya mereka memperoleh
kemenangan dan tidak ada seorangpun yang mati di medan juang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Nabi
dan Rasul adalah makhluk Allah yang mempunyai keistimewaan. Dan keistimewaan
itu dapat kita jadikan sebagai teladan kita dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Agar apa yang kita lakukan baik di mata Allah swt dan di
ridhoiNya. Dari kisah-kisah nabi yang telah dipaparkan diharapkan memberikan
inspirasi untuk kita semua untuk tetap beristiqomah di jalan Allah swt, agar
tetap menjadi pribadi muslim yang mendapatkan syafaatnya kelak di akhir zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar