Lima Dimensi Kunci dalam Kecerdasan Sosial
•
Kecerdasan
sosial (atau social intelligence) kini tampaknya kian menduduki peran yg amat
penting ketika kita hendak membangun sebuah relasi yg produktif nan harmonis.
Relasi kita dg kerabat, dg tetangga, dg rekan kerja atau juga dg atasan mungkin
bisa berjalan dg lebih asyik kalau saja kita mampu mendemonstrasikan sejumlah
elemen penting dlm kecerdasan sosial.
•
Secara
garis besar, Albrecht menyebut adanya lima elemen kunci yg bisa mengasah
kecerdasan sosial kita, yg ia singkat menjadi kata SPACE. Kata S merujuk pada
kata situational awareness (kesadaran situasional). Makna dari kesadaran
ini adalah sebuah kehendak utk bisa memahami & peka akan kebutuhan serta
hak orang lain. Orang yg tanpa rasa dosa mengeluarkan gas di lift yg penuh
sesak itu pastilah bukan tipe orang yg paham akan makna kesadaran situasional.
Demikian juga orang yg merokok di ruang ber AC atau yg merokok di ruang terbuka
& menghembuskan asap secara serampangan pd semua orang disekitarnya.
•
Elemen
yg kedua adalah presense (atau kemampuan membawa diri). Bagaimana etika
penampilan Anda, tutur kata & sapa yg Anda bentangkan, gerak tubuh ketika
bicara & mendengarkan adalah sejumlah aspek yg tercakup dalam elemen ini.
Setiap orang pasti akan meninggalkan impresi yg berlainan ttg mutu presense yg
dihadirkannya. Anda mungkin bisa mengingat siapa rekan atau atasan Anda yg
memiliki kualitas presense yg baik & mana yg buruk.
•
Elemen
yg ketiga adalah authenticity (autensitas) atau sinyal dari perilaku
kita yg akan membuat orang lain menilai kita sbg orang yg layak dipercaya
(trusted), jujur, terbuka, & mampu menghadirkan sejumput ketulusan. Elemen
ini amat penting sebab hanya dg aspek inilah kita bisa membentangkan berjejak
relasi yg mulia nan bermartabat.
•
Elemen
yg keempat adalah clarity (kejelasan). Aspek ini menjelaskan sejauh mana
kita dibekali kemampuan utk menyampaikan gagasan & ide kita secara renyah
nan persuasif shg orang lain bisa menerimanya dg tangan terbuka. Acap kita
memiliki gagasan yg baik, namun gagal mengkomunikasikannya secara cantik shg
atasan atau rekan kerja kita tdk berhasil diyakinkan. Kecerdasan sosial yg
produktif barangkali memang hanya akan bisa dibangun dg indah manakala kita
mampu mengartikulasikan segenap pemikiran kita dg penuh kejernihan &
kebeningan.
•
Elemen
yg terakhir adalah empathy (atau empati). Aspek ini merujuk pd sejauh
mana kita bisa berempati pd pandangan & gagasan orang lain. Dan juga sejauh
mana kita memiliki ketrampilan utk bisa mendengarkan & memahami maksud
pemikiran orang lain. Kita barangkali akan bisa merajut sebuah jalinan relasi
yg guyub & meaningful kalau saja kita semua selalu dibekali dg rasa empati
yg kuat terhadap sesama rekan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar