Rabu, 21 Oktober 2015

PERUBAHAN MUSIM

PROSES TERJADINYA PERUBAHAN MUSIM Proses perubahan musim terjadi karena letak relatif matahari terhadap permukaan bumi bergeser. Untuk Indonesia sinar matahari jatuh hampir tegak lurus pada wilayah khatulistiwa pada bulan Agustus, Oktober, September, kemudian melintas ke selatan sehingga pada bulan Desember , Januari sinar matahari hamir tegak lurus pada wilayah sekitar 23 derajat lintang Selatan, sehingga benua Australia musim panas dan Asia musim dingin, angin basah (yang membawa uap air) bergerak dari Asia melintas Indonesia sehingga Indonesia mengalami musim hujan pada bulan November, Desember, Januari, Februari. Kemudian matahari bergerak ke utara lagi sehingga pada bulan Maret , April , Mei posisi relatif matahari menyebabkan perubahan musim di Indonesia dan pada bulan Juni , Juli sinar matahari hampir tegak lurus pada wilayah sekitar 23 derajat lintang Utara , ketika itu benua Asia musim panas dan angin kering dari Australia melintasi Indonesia ke arah benua Asia sehingga Indonesia megalami musim kemarau. Mulainya musim hujan /kemarau pada berbagai wilayah Indonesia bisa saja berbeda karena pergerakan awan/angin dipengaruhi oleh topografi dan tekanan udara, suhu, kelembaban pada sekitar Indonesia terutama pada laut pasifik yang dikenal sebagai gejala La Nina dan El Nino dan pada laut India yang dikenal sebagai gejala Dipole Mode.. Pergantian Musim Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa (23,5 LU - 23,5 LS) disebut daerah tropis, iklimnya disebut iklim tropis yaitu memiliki dua musim dengan kelembapan udara paling cocok untuk banyak jenis makhluk hidup. Wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa memiliki musim lebih banyak. Benua Eropa, Amerika Utara, dan Selatan, dan Australia misalnya memiliki empat musim, yakni panas (summer), gugur (autumn), dingin (winter), dan semi (spring). Ini menimbulkan pertanyaan, apa yang menyebabkan wilayah di bumi pada waktu yang bersamaan memiliki musim berbeda tergantung lokasinya? Banyak yang menduga bahwa musim-musim terjadi karena orbit Bumi mengelilingi Matahari yang berbentuk elips: saat posisi terjauh, maka Bumi dingin, dan sebaliknya. Contoh ekstremnya adalah planet Merkurius yang panas dan planet Pluto yang dingin. Atau kita akan merasakan hangat saat dekat dengan api unggun dan dingin saat jauh. Teori ini logis jika hanya menjelaskan hangat dan dingin, tapi tidak menjelaskan kenapa ada dua musim berbeda (misalnya bagian utara khatulistiwa musim dingin dan selatan musim panas) pada saat yang bersamaan? Sebenarnya, jarak bumi dan matahari tidaklah menentukan musim di Bumi, karena perbedaannya jarak terjauh dan terdekat tidak signifikan. Perbandingannya seperti kita berdiri satu meter dari api unggun, kemudian menjauh sekira dua cm, tentu kita tidak bisa membedakan perbedaan panas yang kita rasakan. Ternyata kemiringan poros bumilah yang mempengaruhi terjadinya pergantian musim. Bumi dengan kemiringan poros buminya yang kemudian berotasi mengelilingi matahari mengakibatkan terjadinya pergantian musim. Gambar di atas mengilustrasikan bagaimana cahaya matahari tersebar ke permukaan Bumi yang dibagi oleh garis khatulistiwa, utara dan selatan. Pada posisi tersebut, bagian selatan Bumi menerima sinar matahari lebih banyak daripada bagian utara sehingga bagian selatan mengalami musim panas atau musim kemarau untuk daerah tropis. Sementara bagian utara mengalami musim dingin atau musim hujan untuk daerah tropis. Kondisi ini akan berganti setelah enam bulan, saat posisi Bumi di sebelah kanan matahari. Perhatikan juga kutub utara dan selatan Bumi. Walau Bumi sudah berotasi penuh (24 jam), kutub utara tidak akan menerima sinar Matahari sehingga selalu malam, sedangkan kutub selatan menerima sinar matahari terus sehingga selalu siang. Kondisi ini akan berlaku sampai enam bulan, saat posisi bumi di sebelah kanan matahari. Inilah penjelasan kenapa di kutub pergantian siang dan malam adalah sekali dalam enam bulan. Secara astronomis wilayah Indonesia terletak antara 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap iklim Indonesia secara keseluruhan, yaitu beriklim tropis atau merupakan tempat peredaran semu matahari tahunan. Artinya, tempat yang selalu dilalui oleh pergeseran semu matahari dari garis balik utara ke garis balik selatan, atau sebaliknya. Posisi yang demikian itu menyebabkan banyaknya sinar matahari yang datang selalu besar (sering), yaitu sekitar 55%. Dengan sendirinya temperatur suhu udara di Indonesia selalu panas dengan suhu rata-rata harian adalah 27° C dengan dua musim, yaitu panas dan hujan. Faktor Penyebab Perubahan Musim di Indonesia Mengapa terjadi perubahan musim di Indonesia? Perubahan musim di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: : 1. Pergeseran semu matahari tahunan Pada saat bumi berevolusi, sumbu bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika, tetapi condong ke 66.5°, hal ini mengakibatkan posisi bumi terhadap matahari mengalami perbedaan. Pada 23 September sampai dengan 21 Maret kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan dan kedudukan bumi posisinya lebih dekat ke matahari. Sehingga menyebabkan di belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas dan siang hari lebih lama daripada malam hari. Sedangkan, pada tanggal yang sama di belahan bumi bagian utara, seolah-olah berada pada posisi jauh dari matahari sehingga dengan sendirinya di utara mengalami musim dingin dan malam hari lebih panjang dari pada siang hari. 2. Letak lintang Secara astronomis, Indonesia berada pada posisi garis lintang 6° LU - 11° LS. Karena berada pada posisi derajat seperti itu Indonesia berada di daerah tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa.Akibatnya,sudut datang sinar matahari selalu tinggi dengan titik kulminasi matahari terendah 54.5°, hal ini berakibat suhu udara rata-rata tinggi dengan tekanan udara rendah. Sehingga berhembuslah angin pasat dari daerah subtropika menuju daerah minimum equator. Di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator berhembus angin pasat tenggara, sedangkan utara ekuator berhembus angin pasat timur laut yangbersifat basah karena banyak mengandung uap air. 3. Rotasi bumi Bumi dari arah barat ke timur dengan cepat sehingga ber-pengaruh pada udara yang membelok ke kiri di belahan bumi bagian selatan dan ke kanan di belahan bumi bagian utara. Karena Indonesia berada di belahan bumi bagian utara dan di selatan gerakan angin yang diterima berbeda, angin yang berasal dari tenggara belahan bumi selatan akan berubah menjadi angin barat daya di belahan bumi utara, sedangkan yang berasal dari timur laut belahan bumi utara akan berubah menjadi angin pasat laut di belahan bumi selatan. Angin tenggara bersifat basah, dan angin barat bersifat kering. 4. Daerah bertekanan rendah dan tinggi Secara geografis Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudera. Terjadinya perbedaan tekanan udara di kedua benua, yaitu Benua Australia dan Asia yang terjadi setiap enam bulan sekali menyebabkan terjadinya gerakan udara bolak-balik yang berlawanan arah antara kedua benua tersebut. Karena terjadinya enam bulan sekali, maka angin tersebut disebut dengan angin muson. 5. Laut dan benua Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan. Apabila kita membandingkan wilayah Indonesia antara daratan dan lautan, ternyata lautan lebih luas daripada daratan, dengan perbandingan 1 daratan 3 lautan (1 : 3). Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kondisi udara di Indonesia, yaitu kondisi udara yang lembap. Kelembapan udara tersebut akan berpengaruh terhadap amplitudo (perbedaan suhu udara) bulanan dan tahunan sangat kecil, yaitu antara 2° C sampai dengan 3° C, serta sebagian besar wilayah Indonesia memiliki banyak curah hujan dalam setiap tahunnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar